ANALISIS DEGRADASI LINGKUNGAN PERAIRAN DAN KETERKAITANNYA DENGAN KEMATIAN MASSAL IKAN BUDIDAYA DI WADUK CIRATA, JAWA BARAT
Abstract
Waduk Cirata dimanfaatkan untuk budidaya ikan dengan sistem keramba jaring apung, dimana jumlah keramba saat ini sudah melebihi daya dukung yang menyebabkan kelebihan hara (eutrofikasi). Di Waduk Cirata setiap tahun terjadi kematian ikan hasil budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah kematian masal ikan di Waduk Cirata. Pengumpulan data dilakukan pada saat terjadi kematian massal ikan akhir September 2017, di Zona I (Sangkalin, Cipicung-Bandung Barat), Zona II (Cimanggu-Purwakarta), dan Zona III (Jatinengang, Patokbeusi-Cianjur) menggunakan metode observasi cepat in situ, wawancara dan studi pustaka. Parameter yang diamati meliputi: Suhu air / udara, Kedalaman perairan, Warna air, Kecerahan, Kekeruhan, TDS (0,046-0,172 mg/l), TSS (total suspended solid), DHL (0,1-0,3 mS/cm), Oksigen terlarut, ORP (-49 sampai 244 mv), bebas CO2, Alkalinitas, pH, Nitrat, Nitrit, Amonium, Fosfat, Sulfat, BOT (5,06-17,06 mg/l), dan Kronologi kematian massal ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kadar Oksigen terlarut dibawah 4 mg/l dan ORP nilainya negatif sehingga perairan tidak mampu menguraikan akumulasi limbah sebesar 390.848 ton/tahun. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa perairan mengalami degradasi, Degradasi lingkungan perairan dipicu oleh fenomena umbalan menyebabkan kematian massal budidaya ikan sekitar 65 ton (Zona III), 25 ton (Zona II), dan 20 ton (Zona I).
The Cirata reservoir is used for fish culture by floating net cage system that currently has been exceeded to its carrying capacity that caused an over nutrient (eutrophication). Every year, mass mortality event occurred in Cirata Reservoir. This research aims to identify the causal of mass mortality event in the Cirata reservoir. This research conducted at the end of September 2017 in several locations: Zone II (Cimanggu-Purwakarta), Zone I (Sangkalin, Cipicung-West Bandung), and Zone III (Jatinengang, Patokbeusi-Cianjur). A rapid in situ observation, interview and literature review. Parameters that measured include Water/air temperature, Depth, Watercolour, Brightness, Turbidity, TDS (0,046-0,172 mg/l), TSS (total suspended solid), DHL (0,1-0,3 mS/cm), Dissolved Oxygen, ORP ((-49 to 244 mv), CO2, Alkalinity, pH, Nitrate, Nitrite, Ammonium, Phosphate, Sulphate, BOT (5,06-17,06 mg/l), and the chronology of mass mortality. The results showed that the dissolved oxygen was less than 4 mg/l and negative ORP value that indicated incapability of environment to decompose the feed accumulation waste (about 390.848 tons/year). The degradation of waters environment triggered by upwelling phenomenon could cause mass mortality event on fish culture in three zones about 65 tons (Zone III), 25 tons (Zone II) and 20 tons (Zone I), respectively.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abery, N.W., Sukadi, F., Budhiman, A.A., Kartamihardja, E.S., Koeshendrajana, S., Buddhiman., & De Silva, S.S. (2005). Fisheries and cage culture of three reservoirs in West Java, Indonesia: A case study of ambitious development and Resulting interactions. Fisheries Management and Ecology, 12, 315–330
Anonim. (2008). Waduk Cirata. Pembawa berkah yang dipenuhi sampah. http.www.akuinginhijau.wordpress.com.
Anonim. (2004). 550 Ton ikan di Cirata mati mendadak, petani rugi miliaran. https://news.detik.com/berita/d-250605/550-ton-ikan-di-cirata-mati-mendadak-petani-rugi-miliaran.
APHA (American Public Health Association). (2005). Standard Methods for Examination of Water and Wastewater . (20 th ed). Washington, DC. Hal. 10(2), 10-18
Ardi, I. (2013). Budidaya ikan sistem keramba jaring apung guna menjaga keberlanjutan lingkungan perairan Waduk Cirata. Media Akuakultur. 8(1), 23-29.
Boyd, C. E. (1988). Water quality management for pond fish culture (p. 359). Auburn University.
Boyd, C. E. (1990). Water quality in ponds for aquaculture (p. 482). Auburn University.
BPWC (Balai Pengelola Waduk Cirata). (2008). Laporan kegiatan inventarisasi sensus kolam jaring apung. Balai Pengelola Waduk Cirata. Bandung.
Effendi, H., Adiwilaga, E.M., & Sinuhaji, A. (2012). Pengaruh pencampuran air terhadap oksigen terlarut di sekitar Karamba Jaring Apung, Waduk Cirata, Purwakarta, Jawa Barat. Ecolab, 6 1, 51-60.
Gandariksa, R. (2017). Laporan data sementara terkait isu kematian ikan di KJA Waduk Cirata Zona III Kab. Cianjur Jawa Barat (p. 10). BPPPU Kabupaten Cianjur.
Goldman, C. R., & Horne, A. J. (1983). Limnology. McGraw -Hill Inc. United State of America. xvi + 464.
Horne, A.J., & Goldman, C.R. (1994). Limnology (p. 576). Second Edition. McGraw-Hill Inc. New York.
Jubaedah, I., Sudinno, D., & Anas, P. (2014). Budidaya keramba jaring apung di Waduk Cirata,Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. Jurnal Penyuluhan Perikanan, 8(1), 9-22.
Kartamihardja, E.S., & Krismono. (2016). Fenomena, penyebab dan pengendalian kematian ikan serta pengembangan budidaya ikan dalam keramba jaring apung berkelanjutan di perairan waduk dan danau. Diambil dari bahan Policy Brief. 14 hal.
Nurcahya, Y., & Nugraha, Y. (2013). Komposisi dan kelimpahan fitoplankton di Waduk Cirata, Jawa Barat. Buletin Teknisi Litkayasa, 11(1), 37-43.
Nurulwahid. (2013). Mengidentifikasi parameter air secara fisika dan kimia. https://nurulwahidadotme.wordpress.com.
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Peraturan Pemerintah Nomor 82, 2001).
Purnamanintyas, S. E., & Tjahjo, D. W. H. (2010). Hubungan kelimpahan fitoplankton dengan kualitas air di Waduk Cirata, Jawa Barat. Prosiding Seminar Nasional Tahunan Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan Manajemen Sumber Daya Pesisir, VII (2), 1- 6.
Radiarta, I. N., &. Ardi, I. (2009). Pemetaan distribusi keramba jaring apung ikan air tawar di Waduk Cirata, Jawa Barat dengan multi temporal data. J. Ris. Akuakultur, 4(3), 439-446.
Rahmani, U., Syaukat. Y. Fauzi, A., & Hidayat, A. (2011). Internalisasi biaya lingkungan pada budidaya ikan karamba jaring apung di Waduk Cirata. Indonesian Journal of Agricultural Economics, 2 (2), 157-168.
Santoso, A.D., Susanto, J.P., & Komarawidjaya, W. (2012). Edisi khusus hari lingkungan hidup. Jurnal Teknik Lingkungan, 139-145.
Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air (Peraturan Pemerintah Menkes No.416/Men.Kes/Per/IX/1990).
Schmittou, H.R. (1991). Budidaya Karamba: Suatu Metoda Produksi Ikan di Indonesia (p. 126). FRDP. Puslitbang Perikanan. Jakarta.
Simarmata, A.R. ( 2007). Kajian keterkaitan antara cadangan oksigen dengan beban masukan bahan organik di Waduk Ir. H. Djuanda Purwakarta, Jawa Barat. Tesis. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Soemarwoto, O., Roem, C.M., Herawati, T., & Costa-Pierce, B.A. (1990). Water quality suitability of Saguling and Cirata reservoirs for development of floating net cage aquaculture. In: Costa-Pierce, B.A, Soemarwoto, O (eds) Reservoir Fisheries and Aquaculture Development for Resettlement in Indonesia Manila, Philippines: ICLARM, Technical Report 23, 18–111.
Soeprapto, H. (2009 ) Manfaat cahaya bagi algae khususnya Chlorophyta. Pena Aquatika, 1(1) 14-18.
Wardoyo, S.T.H. (1982). Water analysis manual tropical aquatic biology program (p. 81). Biotrop, SEAMEO. Bogor.
Wetzel, R.G. (2001). Limnology lake and river ecosystem (p. 1006). 3th ed. Academic Press., New York.
Wetzel, R.G. (1975). Limnology (p. 743). Philadelphia: W.B. Sounders Company.
Zahidah & Nurruhwati, I. (2005). Komunitas fitoplankton di zone keramba jaring apung (KJA) di Waduk Cirata. Pemanfaatan dan Pengelolaan Perairan Umum Secara Terpadu Bagi Generasi Sekarang dan Mendatang. Pusat Riset Perikanan Tangkap. Prosiding Forum Perairan Umum Indonesia. 1, 257-260.
Zafril, I. A., Suhenda, N., & Praseno, O. (2004). Manajemen Pakan Pada Usaha Budidaya Ikan di Karamba Jaring Apung In Sudrajat et al. (2004). Pengembangan Budi Daya Perikanan di Perairan Waduk. Suatu Upaya Pemecahan.Masalah Budi Daya Ikan Dalam Keramba Jaring Apung.Pusat Riset Perikanan Budidaya. BRKP-DKP: 37-44.
DOI: http://dx.doi.org/10.15578/bawal.10.2.2018.83-93
Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats
p-ISSN 1907-8226
e-ISSN 2502-6410